Melangkah ke Panggung Dunia: 5 Brand Terpilih PINTU Incubator 2025
Industri mode Indonesia terus berkembang pesat, menciptakan ruang bagi para kreator lokal untuk berinovasi dan memperluas jangkauan mereka ke kancah global. Salah satu inisiatif yang mendukung perkembangan ini adalah PINTU Incubator 2025, program inkubasi yang bertujuan untuk membina merek-merek mode lokal agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Dengan antusiasme yang tinggi, ratusan brand dari berbagai kota di Indonesia mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini. Setelah melalui proses kurasi yang ketat oleh para pakar industri, akhirnya terpilih lima brand yang dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Pada 26 Februari 2025, PINTU Incubator secara resmi mengumumkan kelima brand tersebut melalui akun Instagram @PINTU_incubator, menandai dimulainya perjalanan transformasi bagi mereka.
Berikut adalah lima brand terpilih PINTU Incubator 2025:
1. Dya Sejiwa
Sejak berdiri pada akhir 2017, Dya Sejiwa berkomitmen untuk menjaga warisan budaya Indonesia melalui mode. Merek ini menggabungkan tenun bulu khas Indonesia dengan bahan berkualitas tinggi dalam produksi skala kecil, menghasilkan busana yang tidak hanya estetis, tetapi juga berkelanjutan. Perpaduan antara teknik tradisional dan desain modern menjadikan koleksi Dya Sejiwa unik dan relevan untuk berbagai kesempatan.
2. Lil Public
Didirikan pada 2019, Lil Public membawa konsep unik yang menghubungkan mode dengan literasi. Koleksinya banyak terinspirasi dari figur publik, buku, biografi, dan sejarah budaya, menjadikan setiap desain sebagai bentuk apresiasi terhadap dunia literasi. Pada 2024, mereka meluncurkan proyek "Commune Art Market" di Bandung, sebuah wadah bagi pecinta seni, mode, dan buku untuk bertemu dan berbagi inspirasi.
3. Patroon
Patroon menghadirkan produk siap pakai yang mengangkat teknik batik tulis dengan sentuhan visual pop art. Setiap motif yang digunakan dalam koleksi mereka terinspirasi dari cerita-cerita nusantara, mengangkat kearifan lokal dalam wujud yang modern dan menarik. Selain memproduksi koleksi reguler, Patroon juga berkolaborasi dengan berbagai merek, komunitas, dan seniman lokal maupun internasional untuk menciptakan karya-karya eksklusif.
4. CLV
Sebagai brand yang mengusung pakaian seni, CLV mengutamakan kreativitas dalam setiap produknya. Nama CLV sendiri terinspirasi dari "Clavi", yang berarti harmoni warna yang berirama. Melalui kampanye #SemuaAdaSeninya, CLV merangkul semua bentuk kreativitas dalam dunia mode. Awalnya berfokus pada kebutuhan sehari-hari, kini mereka telah berkembang menjadi brand pakaian siap pakai dengan desain yang unik dan artistik.
5. GAEA
GAEA adalah brand fesyen berkelanjutan yang berkomitmen terhadap ekosistem ramah lingkungan dan pemberdayaan pengrajin lokal. Merek ini menggunakan kain ramah lingkungan, pewarna alami, serta teknik daur ulang dalam produksinya. Dengan prinsip keberlanjutan yang kuat, GAEA tidak hanya menciptakan pakaian fungsional dan nyaman, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi limbah industri mode serta mendukung praktik ketenagakerjaan yang adil.
PINTU Incubator bukan sekadar program inkubasi, tetapi juga sebuah gerakan untuk membentuk masa depan industri mode Indonesia. Dengan sumber daya dan bimbingan yang diberikan, kelima brand ini akan mendapatkan peluang besar untuk mengasah keterampilan bisnis, meningkatkan kualitas produk, serta memperluas jaringan mereka di pasar internasional.
Para peserta PINTU Incubator 2025 tidak hanya membawa nama mereka sendiri, tetapi juga menjadi duta bagi mode Indonesia di panggung dunia. Dengan bakat, dedikasi, dan dukungan penuh dari program ini, mereka siap menciptakan dampak positif dan menginspirasi generasi berikutnya. Perjalanan mereka baru saja dimulai, dan masa depan mode Indonesia semakin bersinar di kancah global.