JF3 Fashion Festival: Kolaborasi Antara Talenta Fashion Indonesia dengan Prancis

Sejak dimulai pada 2022 Program PINTU Incubator kembali hadir pada JF3 2024 untuk melanjutkan misi dalam mendorong inovasi dan kreativitas pada industri fashion Indonesia serta membuka peluang bagi brand lokal atau desainer muda indonesia memenuhi standar internasional sehingga dapat bersaing level internasional. setelah menjalani tahapan kurasi ketat serta pembinaan intensif yang direncanakan akan berjalan selama enam bulan, PINTU Incubator telah mengumumkan lima partisipan yang akan  mempresentasikan karya mereka di pagelaran mode terbesar di Indonesia, JF3 Fashion Festival 2024. Tahun ini, PINTU kembali berkolaborasi dengan lulusan sekolah mode ternama École Duperré Paris. Show Parade “PINTU Participants X École Duperré”

Setelah melewati proses yang panjang terpilih lima brand asal Indonesia yaitu Senses, Enigma, Denim It Up, Arae, dan Tales and Wonder. Kelima brand tersebut akan mempresentasikan karya mereka di runway JF3 bersama enam alumni École Duperré, yaitu: Colline Percin, Luisa Gauchon, Noemie Jondot, Guy Chassaing , Ninon Fievet, dan Daniel Cheruzel. Tahap kurasi akan terus berlanjut, sehingga pada akhirnya akan terpilih 2 brand yang mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di Paris Trade Show, bersama-sama dengan alumnus dari program PINTU Incubator periode sebelumnya.


Kelima brand yang terpilih memiliki keunikan tersendiri. Arae mengusung tema keberlanjutan dengan menggunakan ecoprint, Enigma menggunakan serat organik untuk karyanya, Denim It Up membawakan warna yang berbeda dari denim tradisional biasanya. Sense menggabungkan warisan budaya Indonesia ke dalam mode modern. Tales And Wonders mengangkat cerita rakyat dan dongeng yang memiliki nilai moral positif pada produk mereka. Desainer asal Perancis juga memiliki keunikan mereka sendiri, Louisa Gauchon memadukan antara budaya klasik dengan budaya pop. Guy Chassaing mempersembahkan koleksi yang terinspirasi dari film dokumenter “Grey Garden”, Coline Percin dengan koleksi yang menunjukan kecintaan ia atas kerajinan benang savoir-faire, Noemie Jondot yang mempresentasikan bagaimana metamorfosis angsa hitam menjadi angsa putih di dalam karyanya, Ninon Fievet menampilkan koleksi yang terinspirasi dari origami, serta Daniel Cheruzel yang membawakan koleksi yang memadukan anatomi tubuh dan parasit.